Aku tak tahu bagaimana mengungkapkan rasa sayangku pada ayah. Dia adalah
sosok pria yang paling hebat yang pernah aku temui di dunia ini. Orang yang tak
pantang menyerah, dan selalu memberikan apapun yang anaknya mau.
Suara takbir menggema. Hari ini idul adha, kebetulan aku dan ibuku sedang
berhalangan untuk melakukan sholat. Jadi hanya ayah dan adikku saja yang
melakukan sholat.
Kulihat ayah sibuk sekali mencari baju kokohnya, jadi aku ikut campur
untuk memilihkannya baju. Aku memilihkan baju kokoh berwarna coklat muda,
walaupun bukan baru tapi kurasa itu masih sangatlah bagus. Ayah memang begitu,
mengalah saja untuk anak. Padahal dia jarang sekali membeli baju. Kasihan..
Ayah dan adikku siap-siap berangkat ke masjid, rupanya adikku bersama
teman-temannya itu tak mau kehabisan tempat jadi mereka pergi meninggalkan
ayah. Aku yang masih mengantuk ini merebahkan diri kembali di kasur. Haaaa nyamannya.
aku mendengar suara ayah diluar sedang mencuci sesuatu, kupikir ayah sudah
pergi. Aku mengintipnya lewat jendela kamar, kebetulan jendela kamarku dekat
dengan keran air. Aku melihat ayah sedang mencuci sandal jepitnya! Ya! SANDAL
JEPIT!
Sandal itu yang sering ayah pakai saat pergi ke pasar untuk berdagang. Tak
terasa aku menangis, bahkan untuk membeli sandal untuk dirinya sendiripun ayah
tak mampu.
“Yah, kok pakai sandal itu?” Tanyaku menahan air mata jatuh lagi.
“Gak apa-apa, sandal yang bagusnya hilang. Mau beli lagi nanti kalau ada
uang. Hehe”. Jawabnya hanya dengan senyuman dan berlalu sambil mengucap sallam.
Aku kembali masuk ke kamar. Sedih melihat ayah. Ayah selalu memberikan
apa yang aku mau, tapi untuk dirinya sendiri ayah tak pernah. Melihat
orang-orang pergi untuk menunaikan sholat lewat jendela itu menyenangkan,
kuperhatikan sandal yang mereka pakai, bagus.. Ayah, akan kubelikan sandal yang
bagus nanti..
Keesokan harinya, aku memberikan sandal bagus untuk ayah. Semoga sandal ini
membawamu pada tempat yang benar.
Saat menuliskan ini, aku menangis. Tuhan jagalah ayah untukku, berikanlah
dia kebahagiaan walau hanya lewat sandal. Pertemukan ayah dengan ka’bah mu. Aku
tahu itu keinginan terbesar ayah. Hanya ini yang bisa aku lakukan, lewat sandal
ini aku berterima kasih..
Ambil nyawaku, ketika aku mampu mempertemukan ayah pada Ka’bah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar