Sabtu, 11 Juni 2016

Merindu...

Berhentilah menyiksaku...
Menyita malamku, hanya untuk merindumu...
Walau sudah lama kita tak bertemu...
Tolong, jangan menggangguku...

Tapi tak bisa.
Terlalu kuat dekapan kenangan itu kian menyergap.
Sampai habis nafasku.
Tak bersisa, sampai hilang sadarku...
Sampai melemah jantungku...

Untuk kamu,
Yang sudah berkasih lagi.
Selamat telah menemukan cinta yang baru.
Hancur hatiku,
Membiru sudah aku.

Berhentilah menyiksaku.
Menyita malamku, hanya untuk menunggumu.

Karena sesungguhnya kamu tak pernah datang.
Tak sungguh datang...
Tak benar-benar datang...


Yang sebenar-benarnya menyiksaku adalah diriku sendiri.
Begitu mencekamnya merindu itu
menjadi candu.
Ingin kuhentikan, namun rasanya masih meggoda.
Begitu mengerikannya merindu....
Sampai hilang akalku.


Berambut pendek itu pilihan....

"Kalau kamu menyukai wanita berambut panjang, aku bisa apa?"

Berambut pendek itu pilihan.
Berambut pendek itu menyenangkan.
Itu, kata aku yang berambut pendek...

Banyak pertanyaan yang datang, kenapa selalu berambut pendek?
Karena aku merasa nyaman dibuatnya,
Tidak butuh waktu lama buat mengeringkan rambut. Bermodalkan kipas angin, atau paling engga kena angin beneran yaaaa sudah kering rambutku.
Mudah diatur, kebetulan rambutku ini tipe rambut bayi... lepek, dan tipis sehingga aku harus mencari cara lewat mesin pencari untuk menumbuhkan rambut, katanya dengan kemiri, alpukat, lidah buaya itu bagus untuk kesehatan rambut terus jangan stres kebanyakan. DAN INI MALAH JADI CURHAT MASALAH RAMBUT TIPIS. NEXT!!!

Panjang atau pendeknya rambut, tidak akan menghilangkan mahkota wanita. Karena menurutku, mahkota wanita sesungguhnya adalah dari perilakunya terhadap sesama, lingkungan, dan negara. (Bahasanya duh udah kayak calon miss universe)

Memang tidak ada sesuatu yang penting dalam tulisan ini, tapi aku hanya ingin mencurahkan perasaan serta alasan kenapa berambut pendek itu menyenangkan.

Berambut pendek juga banyak untungnya, wajah jadi awet muda. (dipikir-pikir apa hubungannya ya?) soalnya, aku suka dibilang anak kuliahan sih...... HAHAHAHAHAA
Terus juga, duh di Korea sana lagi musim banget rambut pendek, jadi berasa wanita korea kan? (ini apa lagiiiiiiiiiiii.....)

Gini aja deh, yang terpenting dan terutama adalah bagaimana mindset kita. Mau rambut panjang, pendek, keriting, lurus itu ga penting... Yang terpenting, engga ketombean. BYE!

Minggu, 01 Mei 2016

Teller itu menantu idaman banget! :)

Halohaaaa semua tau pekerjaan jadi Teller ga?????????
Oh yang itu, yang di bank yaaa. Kasir?
Duh teller.
Kasir!!
Teller!!!
ah serah ah au deh

Ternyata, teller itu banyak menyimpan sejuta pesona. Apalagi untuk para calon mertua. Enggak percaya??????

1. Bisa mengatur keuangan keluarga.
Bagi anda, pencari menantu idaman. Teller adalah salah satunya!!! Kami mampu mengatur keuangan keluarga. Bisa dibuktikan dengan latihan selama bertahun-tahun di tempat kerja kami. Menghitung uang, memisahkan uang pecahan 50an, 100 ribuan dll. Mantapkan? MANTAAAAPPPP!! gimana kata lo aja deh haha

2. Kuat!
Iya kuat. Teller tidak perlu pergi ke tempat fitness apalagi ke tempat perkumpulan senam ibu-ibu sosialita. Nyatanya teller sudah kuat sejak dilahirkan. Mereka dilatih untuk mengangkat beban uang, belum lagi kalau ada yang menukar uang koin. Diangkatlah uang koin itu dari kluis menuju ke depan nasabah. KUAT! Sehingga pantas dikatakan, wanita super!! super enerjik tak terkalahkan.

3. Pintar berdandan.
Katanya, berdandan itu untuk menunjukkan sisi kelebihan kita girls. Teller macam kami ini jago sekali berdandan ditengah kesempitan waktu yang kami punya karena pagi-pagi harus pergi ke kantor. Sampai terlatih bisa melukis alis dengan cepat di kantor. Untung saja tidak pakai eyeliner di motor. Susah dibedain mana orang mana panda. Ga lucu ya... next!!!\

4. Ramah, nyaman, easy going, supel, jaim, menggemaskan.
Karena berhadapan langsung dengan nasabah, teller terbiasa menyapa, memberi salam, menanyakan kabar setelah selesai bertransaksi, kami ucapkan "hati-hati di jalan". Sungguh membuat semua orang nyaman. Mana ada yang menolak kami kan? Sudah ramah, tak pernah marah... Tak bergunjing selalu tersenyum walau angin AC selalu membekukan gigi-gigi kami. Kami rela, ikhlas dan ridho...... Karena kami melayani dengan setulus hati. HIHIHI

Ya masih 4 sih, padahal aku janjikan ada setuja yaaaaa... Ya yang kurangnya itu memang belum muncul ke permukaan. Kalaupun sudah, bisa saja tulisan ini tidak selesai di baca sampai berabad lamanya.
Tulisan ini sejujurnya, untuk menghibur diri sendiri. Karena pada dasarnya, apapun pekerjaan yang kamu miliki, lakukan dengan setulus hati.

Mengeluh pn tak apa, itu wajar. Itulah yang membedakan kamu dengan robot.
Jadi nimati, karena kamu adalah salah satu yang beruntung yang bisa bekerja di saat orang lain susah payah cari uang dan kerja..

Capek memang, iya capek
CAPEEEEEEEEEEEEEEKKKKK MAAAAK :((((

Weekend pasti berlalu....

Badai pasti berlalu...
Masalah pasti berlalu...
Cobaan pasti berlalu....
dan....
WEEKEND PUN PASTI BERLALU!!!

haha... yang terakhir itu yang bikin merinding ya. Dulu, sebelum mulai bekerja dan belum punya penghasilan (pengangguran), mau hari senin, selasa, kamis, jumat, sabtu maupun minggu itu tiada beda. Kerjaannya ya tidur dan nonton drama korea. 
Tapi sekarang, HAHAHAHAHAHAHAAAAAA weekend itu paling dinanti paling dirindu. Tapi sayangnya cepat berlalu. Menyebalkan.

Tiada yang salah memang dengan hari senin. Pikiran kita saja yang terlalu melebihkan sesuatu, ya kan? Ah tidak juga! MEMANG KENYATAANNYA SEPERTI ITU! Senin selalu istimewa, akupun sudah membayangkan bagaimana panjangnya antrian di hari senin. Belum lagi pekerjaan ini itu selepas jam kerja. IHHHH TIDAK!!

Sugesti saja atau bagaimana sih, hari senin itu lama sekali terlewatinya? Misteri!
Sampai sekarang belum terpecahkan. Atau sudah? Coba beri tahu jawabannya.

Perasaan, baru kemarin aku pergi berkencan, besok sudah makan kerjaan. 
Oh Tuhaaaaaan....



Sabtu, 26 Desember 2015

Begini rasanya.....

Aku baru tahu, kalau bekerja telah banyak menelan waktu.

Bertemu ayah ibu jadi jarang kurasa.
Padahal masih serumah.
Pulang bekerja, mandi langsung merebah.
Sedikit waktu untuk berbincang, paling hanya bertegur sapa.

"Namanya hidup, ya kudu kerja Ris. Cari duit buat memenuhi kebetuhan" Katanya.. Kata temanku.

Lelah kurasa.
Jangan ditanya,
Yang sudah bekerja pasti tahu rasanya.
Tapi, masa iya menyerah?

Pulang malam sudah biasa.
Belum lagi jam makan terlewat.
Begitupun jam sholat.
Ya sudah biasa...

Salah satu cara untuk menghibur diri ya dengan bersyukur.
Kalau tidak, bisa jadi kita jatuh tersungkur.
Mana mau kan?
Susah payah cari kerjaan, masa malah diabaikan?

Bersyukur saja.
Lelah ya wajar. Namanya cari penghasilan.
Cari uang ga gampang.
Dulu, kalau minta uang gak diturutin langsung marah.
Sekarang, sadar kalau nyari uang memang susah.