Jumat, 19 September 2014

Aku dan batas kekuatanku.

orang yang paling sering membohongimu adalah dirimu sendiri..

Aku tidak tahu kenapa langit tak seindah malam sebelumnya. Angin begitu jahat menerjang badanku yang kosong. Jiwa seakan terangkat keluar dari raganya. Matahari menyengat dengan dahsyat. Apa yang kurasa, apa hanya aku yang rasa?
Aku seakan berpura-pura tak merasakannya. Bersikap tangguh dan kuat. Padahal rasa sakit hingga rapuh masih berkutat. Aku menarik senyumku paksa, melebar..
Aku tak ingin menangis. Ada sesuatu hal yang ku takutkan kala air mata ini jatuh, ialah air mata lain jatuh pula... aku masih sibuk merahasiakan segalanya dari siapapun.
Bukan merasa hebat, pasti jiwa siapapun tak kuat saat diterpa badai kelam maha dahsyat. Kupikir aku yang kuat, tapi pada akhirnya aku terkulai lemah juga.
Aku masih berusaha untuk berpura-pura tidak ingat bahwa aku tidak baik-baik saja...

Membohongi diri sendiri dan selalu bergumam bahwa "kau akan baik-baik saja..." padahal setelahnya berderai sudah air mata.
Siapa yang paling sering membohongiku? Ialah aku sendiri...
Bukan mauku mendramatisir keadaan ini, menjadikannya sebagai hal yang membuat orang lain menangis karena tersentuh. Aku percaya bahwa ada yang tersenyum membaca tulisan ini, dipikirnya bisa juga aku menulis sampai segini galaunya. Aku tak peduli, asal bukan air mata yang jatuh karena ku.

Aku terus berusaha untuk membuat yang lain tersenyum, padahal akulah yang harusnya dihibur oleh diriku sendiri. Jangan sampai aku mati rasa.

1 komentar: