Sabtu, 08 Juni 2013

Kenapa harus tengah malam, sayang?

     Kulirik jam kecil ku kembali, ah 5 menit lagi. Aku belum terlalu mengantuk, Ku lirik lagi, lagi dan lagi sampai jarumnya bergeser sedikit. Huuu kenapa harus jam 12 malam kau mengajakku berkencan? bukankah itu tidak baik untuk kita? apa kata orang nanti? tapi, ku turuti saja dia, daripada dia nanti marah dan enggan berbicara.
     Perlahan kubuka pintu kamarku, "kreoook" ahhh!berisik sekali suara pintu ini. Semoga ibuku sudah tidur pulas, sedang ayah berada di luar kota. Aku merindik perlahan, ku langkahkan kaki sangat pelan dan hanya mengandalkan jari-jemari kaki untuk menginjak daratan. Haaaa, aku terhenti di depan pintu, aku menggigit bibir ku, berfikir... Apa yang kulakukan benar? ini sudah tengah malam! Apa kata orang nanti? Aku sudah bertanya pada nya berkali-kali, terakhir aku berbicara padanya dia mengacuhkan aku.
     Kembali, pintu kubuka perlahan, kali ini tanpa suara, karena pintu ini baru saja direnovasi pagi tadi. Kulewati gerbang tanpa halangan. 
     Aku langsung bergegas pergi ke persimpangan jalan itu. Berjalan, berjalan agak cepat lalu sedikit berlari. Sepi sekali malam ini, ya! Karena ini sudah tengah malam. Yang malam mingguan pun sudah bermimpi indah. Dan aku akan baru memulai berkencan. Keterlaluan!!!
     Karena tadi aku sedikit berlari, badanku berkeringat. Haaa semoga saja dia tak marah karena ini sudah pukul 00.10 WIB :( aku telat..
     aku sampai di persimpangan jalan ini, di depan rumah kosong tak berpenghuni. Aku heran, kenapa dia suka tempat ini? Ini menyeramkan bagiku, tapi dia bilang ini mengasikkan. Aneh, bukan? Ku tengok kanan kiri sepanjang jalan, ah! Dia tak ada! apa dia sedang mengerjaiku? Ini tidak lucu!! Aku sudah 6 kali bertemu dengannya seperti ini, di persimpangan jalan dan di depan rumah kosong ini! Dan ini malam ke-7 nya! Dan mustahil jika dia tidak datang.
     Ini sudah 00.20 WIB. Kaki ku sudah mulai terasa pegal, aku langsung duduk. Tak bisa kuhentikan kaki ini terus bergoyang, menggigit bibir dan selalu tengok kanan kiri. Tapi, seketika mataku gelap! Seperti ada tangan yang menutupi mataku, dingin sekali... Ah! Pacarku! Kau nakal!
     Dia tersenyum padaku, senyumannya membuat kekesalanku hilang. Manis sekali :) "Jangan manyun gitu. Kaya bebek" Ujar nya sambil duduk di sampingku. Aku hanya tersipu malu dan merebahkan kepalaku di bahunya, kulakukan hal ini saat aku merasa rindu, saat aku merasa sedih, bahunya..bukan baja, tapi kuat dan bukan kapas tapi membuatku nyaman, itu hanya bahu, bahu pacarku yang pernah kubahasi dengan air mata saat aku menangis :)
     Dia mencoba meraih tanganku, "Jangan bilang tangan aku dingin lagi ya?" Katanya sambil tersenyum padaku dan meraih tangan mungilku.
     "Emang dingin banget kok, kapan aku anget nya kalau di deket kamu?" Jawabku dengan nada imut.
     "Kamu nyaman sama aku, bukan karena aku hangat atau dingin kan?" Katanya dengan wajah datar.
     "Iya sih, kenapa sih akhir-akhir ini kamu sering ajak aku kencan jam 12 malam?" Tanyaku.
     "Akhir-akhir ini aku ga suka matahari, aku gak suka orang banyak. aku cuma pengen ada aku dan kamu aja. Yang lain biar tidur aja." Ujarnya sambil mengelus rambut pirangku. "Ini terakhir ko ajak kamu kencan malem-malem gini. Aku juga capek, mau istirahat aja. Kamu jangan nakal, cari pacar baru boleh tapi bilang ke aku dulu"
      Aku tak bisa berbicara apa-apa lagi, aku hanya nyaman dengan bahu ini. Walau ucapannya tak kumengerti.
     Aku mulai mengantuk saat dia bersenandung sambil mengelus rambutku, hampir tertidur, hampir, sampai pada saat tinggal memejamkan mata..."Neng?" Suara asing itu membuatku membuka mata.
     "Ngapain disini sendiri? Pulang yah, bapak antar.." Kata Pak Supri satpam komplek sambil tersenyum.
     Tanpa membalas senyumannya, aku berdiri dan mengikuti Pak Supri menuju rumahku. Berjalan, sambil berfikir.. ya! dia sudah tak ada, aku baru saja ke pemakamannya 6 hari yang lalu. Ini pertemuan terakhir kita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar