Rabu, 26 Maret 2014

Untuk Ima.. Sahabatku..

   
   Untuk sahabatku, Ima di pelukan Tuhan.

Bagaimana kabarmu? Ingatkah dengan aku? Aku Riris, sahabatmu sewaktu kecil. Yang pernah sama-sama berkhayal menaiki pesawat bersama.
Apa yang bisa kamu lihat di surga sekarang? Indahkah? sama indah nya kah dengan teras rumah ku yang kita pakai untuk bernyanyi?
Tidak terasa waktu berjalan semakin cepat. Kurasa, jika kamu masih ada disini, kau sama cantiknya dengan ku.

Terima kasih atas boneka terakhir mu untukku, itu sangat lucu. Tulisan "Best friend" sangat membuat ku yakin, bahwa kamulah yang terbaik.
Masihkah ingat saat ayah ibu ku membelikan meja belajar untukku? Saat itu kamu mengelus rambutku, menyuruh ku rajin belajar.

Ima, kau yang terbaik!
Tuhan menyayangi mu dengan sepenuh hati Nya.

Masih teringat jelas dalam memori ku saat ini. Kita sama-sama belajar menaiki sepeda. Aku selalu terjatuh sampai memarahi sepeda. Tapi kamu menarik ku lalu mengajariku, padahal kamu sendiri pun masih terjatuh. Hingga akhirnya, kita sama-sama bisa bermain sepeda.
Aku rindu padamu..
Bolehkah aku menangis, Ima?
Bukan tak merelakanmu, hanya saja kenapa kita tidak bisa menghentikan waktu agar kita bisa bersama lebih lama?
Kenapa begitu cepat senyum itu memudar?
Bolehkah aku menangis?
Sambil memandang foto kita, yang sedang senyum dengan sepeda...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar