Jumat, 14 Februari 2014

Aku takut... Sepi

     Tuhan adalah yang paling mutlak untuk aku takuti sepanjang hidup. Tapi selain itu, rasa sepi dan sendiri yang membuat ku akan mati perlahan. Tidak berlebihan, bahkan Adam meminta Tuhan untuk menurunkan seseorang untuk menemaninya.
     Kesepian semakin menggerogoti tiap rusuk manusia sepanjang malamnya. Ia akan mulai merusak sistem kerja otak, bahkan menjadikan manusia mengalami aleksi. Dimana mereka tidak akan bisa memahami apa yang mereka baca. Tentang segalanya.
     Se-bahaya kah kesepian itu? 

Manusia adalah elemen penting dalam kelangsungan kehidupan. Makhluk sosial adalah atribut yang disandang manusia sejak beribu abad yang lalu. Mereka akan membutuhkan orang lain untuk melengkapi apa yang tidak bisa dilakukan dengan tangan, kaki nya sendiri.
Memenuhi kebutuhan psikologis maupun biologis.
Itu lah kenapa kesepian dan kesendirian bagaikan hal yang paling dihindari. Bagaikan memetik bunga mawar tanpa harus menyentuh duri nya.

Tak semua manusia takut akan kesepian, nyatanya sebagian mereka mampu bertahan. Dengan berbagai alasan, mereka bisa membuat itu sebagai suatu yang biasa dan bisa mereka jalani. Sebagai ketentuan Tuhan atau kehendak hati untuk memilih sendiri?
Kehebatan mereka yang bertarung melawan sepi dan sendiri mampu membuatku tergugah. Apa aku hanya hiperbolis?
     
     Aku hanya tak biasa menghadapi malam tanpa bintang dan bulan. Begitupun Adam yang akan mencari Hawa sampai ke ujung lelahnya. 
Aku percaya, setiap manusia akan mengalami sepi ini. Kesepian..
Di segala hal..
Kau tak akan menghindari rasa ini. Pemberian Tuhan haruslah kita jalani, bukan?

Sampai saat ini, aku belum siap mati. Sendiri dan sepi...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar