Senin, 11 Februari 2013

Aku dan hal yang kusebut "cinta"

     Perkenalkan, aku riris. Hidup sudah 19 tahun, menjalani manis-asin-asam-pahit "kehidupan". Entah yang mana yang lebih dominan diantara itu semua, ku rasa pahit. Rasa pahit bagiku adalah rasa yang aneh, dia tidak berasa tapi tetap bagian dari rasa. 
     Perkenalkan aku wanita dan juga manusia. Kadang banyak yang meragukannya. Aku tak peduli soal itu, bagiku aku adalah apa yang kau lihat sekarang. aku seperti seorang pria? baiklah..
Aku sedikit tidak mengerti cinta. Yang aku tahu cinta itu media untuk saling mengikat, berupa perjanjian dan status, hal yang lain dari cinta belum aku dapatkan sekarang. Aku pernah merasakan cinta, dan aku membuat perjanjian dengannya. Begitulah, cinta dipuja saat membawa suka tetapi dihina saat membawa duka. Itu pemikiran manusia (sepertiku).
     Hidupku tak melulu cinta, kadang aku mencintai dan dicintai. Ingat itu berbeda dengan cinta, mungkin kata imbuhan men-i dan di-i yang membuatnya dramatis. Sepertinya, aku lebih sering mencintai! Rasanya, aku merasa bahwa aku adalah normal. Mencintai pria tampan, kaya dan pintar tapi seperti drama si pria itu mencintai wanita cantik, kaya dan pintar juga. Entah dimana Tuhan meletakkan "keadilan" Nya dalam hal ini :) Sudahlah lupakan soal cinta dan (beserta) imbuhannya.
Cinta dan sakit hati, keduanya bagaikan devil and angel. Aku sepertinya lebih banyak merasakan sakit hati ini, aku tak berdarah tetapi kenapa aku merasa sakit. Darimana datangnya rasa itu? seolah-olah benda tajam, keras, tumpul, berkarat menghantam dadaku. Aku terkesan berlebihan? Baiklah..
Haaaaaa. aku lebih banyak dipermainkan! apa? aku seperti boneka? haha aku bahkan lebih buruk dari itu. Boneka terlihat lucu dan imut, dan aku? Usang. oh noooo :(
      Aku pernah menangis. Ini manusiawi kan? Saat ucapan perpisahan terdengar, aku mulai meneteskan air mata ini. atau saat melihatnya bersama yang lain. Apakah ini berlebihan? Aku rasa tidak, aku harus menangis! Menangis adalah caraku untuk bertahan tegar. Walau aku tahu, hati itu masih terisi..

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar