Sabtu, 20 Oktober 2012

Apa salah alay?

    Alay sedang menjadi trending topic di jaman sekarang,. Memang, kehadirannya selalu menuai kontroversi. Bukan itu saja, gerak-gerik alay juga sudah banyak menjadi sorotan publik saat ini. Apa yang salah dengan alay? Berbeda kah? Atau kita itu sama?
    Kesan buruk selalu datang ketika mendengar kata "alay". Itulah letak kesalahan kita, mereka (alay) bukanlah masalah yang serius bagi diri kita. Kadang, kita lebih mudah untuk mencibir orang lain daripada harus berkaca pada diri sendiri. Saya pun begitu adanya.
    Kehadiran alay di muka bumi ini banyak mengganggu di sebagian orang. Menurut mereka, alay adalah sekelompok orang yang norak dan tidak bisa berkaca. Saya sering menemui artikel tentang penolakan alay, bahkan di salah satu media sosial, saya menemukan group anti alay. Tetapi, apa yang saya lihat? Penghuni group itu juga adalah alay.
    Apa yang salah dengan alay? Apakah ini pemikiran kita yang salah tentang alay? Menjadi alay bukanlah hal yang hina dan dosa, bukan? lalu untuk apa kita mencibir? Seperti itulah kita bahkan saya, selalu menganggap orang lain rendah.
    Alay hanyalah predikat yang diberikan oleh orang lain. Seperti halnya orang lain berkata bahwa diri kita cantik, pintar, padahal kita tak pernah merasakan hal itu. Mungkin kita akan terliat alay di depan orang banyak tanpa kita sadari. Karena hal yang paling mutlak tentang diri kita adalah berasal dari mulut orang lain.
    Bagiku, alay tak mengganggu. Mereka tak menggangguku, mencibirku bahkan membenciku. Lalu untuk apa aku lakukan hal buruk itu kepada mereka? Biarkan mereka senang dengan dunia mereka saat ini.
    Alay atau gaul nya seseorang bukan dilihat dari apa yang kita kenakan, bagaimana kita berbicara. Tapi, lihatlah bagaimana kita BERPIKIR!! Tanpa sadar, kita tak pernah berpikir bahwa ketika kita mencibir dan membenci mereka (alay), kita adalah salah satu bagian dari mereka. Kata umpatan yang terbuang dari mulut kita, apakah itu hasil berpikir? Jika alay tak dapat berpikir, apa bedanya alay dengan kita?
    Aku pernah mencibir mereka. Bahkan sering.. Tapi aku sadar, mereka bukanlah musuh terberat  dalam hidup. Aku menganggap bahwa mereka hidup dengan nyaman.
    Mereka hanya ingin dihargai dan dianggap ada. Tak ada seorangpun mau mendapatkan predikat JELEK di mata orang banyak. Begitupun dengan mereka, kamu dan aku. Mereka selalu tersisihkan, terpojokkan, bahkan sering mendapatkan kata umpatan yang jelas merusak perasaanya. Lalu siapa kita? Kita berpikir tidak alay? Mengumpat mereka dengan kata yang tak pantas, apa kita bukan alay? sampai saat ini aku bertanya; APA SALAH ALAY?
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar